Wiedesignarch, 17 November 2009 - Memperkenalkan Mel Ahyar, perancang muda kelahiran Palembang ini kembali mengguncang fashion Indonesia dengan karya penuh bakat. Perancang yang pernah mencari ilmu fashion di Paris ini seringkali mengambil tema yang Universal namun selalu unik dalam peragaannya.
" Untuk kali ini saya mengupas tema yang berhubungan dengan cinta," begitu tutur Mel Ahyar tentang deretan karyanya di Jakarta Fashion Week 09/10 kali ini.
"Cinta tidak selalu harus berwarna pink," itulah kesan yang sangat ditonjolkannya pada ajang fashion week tanggal 17 November 2009. Dengan keunikannya, Mal Ahyar mengangkat tema cinta dalam warna bronze dan keemasan. Mel Ahyar tampaknya akan menonjolkan nuansa glamour dan eksklusif seperti halnya nuansa cinta pada tahun 30-40an.
Mel Ahyar, perancang yang juga Associate Lecturer di Raffles Design Institute -Jakarta-, menampilkan show-nya dalam dua sekuen.
Sekuen Pertama : "glamour love dreamer"
Mel Ahyar menuangkan ekspresi tentang kelangkaan cinta pada saat Perang Dunia I, dimana pada saat itu bermunculan adanya khayalan dan impian tentang cinta. Hasilnya? Warna keemasan dengan potongan centil dengan potongan kain berbentuk hati.
Sekuen Kedua : "real life"
Sebaliknya, disini Mel Ahyar menyampaikan ekspresi tentang kenyataan perang masa itu. Hasilnya? Potongan tegas androgini manis dengan garis keras dan siluet kerja yang terkesan "asal".
Sebaliknya, disini Mel Ahyar menyampaikan ekspresi tentang kenyataan perang masa itu. Hasilnya? Potongan tegas androgini manis dengan garis keras dan siluet kerja yang terkesan "asal".
Foto Dokumentasi dan Edit Penulisan oleh Wiedesignarch
Http://wiedesignarch.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment